Peradaban Bangsa Nusantara

  • MASA BERBURU HINGGA BERCOCOK TANAM
Berbagai penelitian dilakukan untuk mencari data tentang bangsa Nusantara, pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai penghuni Nusantara di masa Purba mulai dari Pithecantrophus Erectus sampai Homo Sapien dari berbagai ras dan menghasilkan keturunan keturunan baru yang pada masa modern disebut dengan bangsa Melayu.
Peradaban bangsa Nusantara tidak bisa terlepas dari perkembangan peradaban manusia di dunia secara global yaitu dari era Paleolithikum (zaman batu tua), Messolithikum, Neolithikum hingga Megalithikum yang ditandai dengan berakhirnya gaya hidup nomaden pada manusia purba menuju Revolusi pertanian antara 8.000-5.000 SM.
Pada Paleolitik Madya (300.000–30.000 tahun lalu), manusia modern anatomis (Homo sapiens) muncul di benua Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu. Mereka menyebar secara cepat dari Afrika menuju kawasan bebas es di Eropa dan Asia sekitar 60.000 tahun yang lalu dan mencapai Nusantar sekitar 50.000-40.000 tahun lalu . Mereka mengembangkan bahasa dan repertoar konseptual untuk pemakaman sistematis bagi kerabat yang meninggal dan penghiasan diri bagi yang masih hidup seperti Menhir, Dolmen, Yupa, Sarkofagus, dan Punden berundak. Selama periode ini, umat manusia bekerja sebagai pemburu-pengumpul makanan.
Kehidupan dengan harapan akan keberhasilan dalam perburuan juga melahirkan kepercayaan, atau religi purba. Ekspresi artistik awal dapat ditemukan dalam bentuk lukisan gua dan ukiran yang dibuat dari kayu atau batu. Umumnya manusia purba menggambarkan hewan buruannya atau aktivitas perburuannya. Selain itu, pada umumnya mereka hidup nomadis, kerap berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain tergantung jumlah hewan buruan di tempat tinggal mereka. Sebagian dari mereka sudah sampai ke wilayah Papua, Fiji sampai ke Australia.


Gaya hidup nomaden telah berakhir setelah Revolusi Pertanian (antara 8000–5000 SM) yang dimulai dari kawasan Hilal Subur. Revolusi tersebut merupakan titik perubahan besar dalam sejarah umat manusia termasuk di Nusantara, karena sejak masa itu mereka mulai hidup menetap sebagai petani di suatu tempat dan telah mampu membudidayakan tumbuhan di dekat wilayah perairan dengan bercocok tanam sekaligus berternak hewan. Belum ditemukan catatan tentang era pertanian di Nusantara, namun catatan peradaban dunia menunjukan bahwa Pada masa 3000 tahun sebelum Masehi, telah muncul peradaban di lembah Mesopotamia (dataran di antara sungai Tigris dan Efrat) di Timur Tengah, di tepi Sungai Nil, Mesir, dan di lembah Sungai Indus. Selain itu, peradaban juga muncul di lembah Sungai Kuning, apalagi di Nusantara yang tanahnya lebih subur dibanding wilayah lainya di belahan dunia manapun, jangankan di tepi perairan, diatas gunung pun bisa tumbuh subur pepohonan dan sayuran, bahkan penulis berasumsi bahwa era pertanian di Nusantara telah ada lebih dulu diaripada wilayah lainya yang tercatat dalam Sejarah Peradaban dunia.
Di tempat-tempat perkembangan peradaban kuno, pertumbuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan penciptaan aksara untuk mempermudah usaha administrasi dan niaga Seiring dengan perkembangan pertanian, lalu terbentuknya wilayah perkotaan sebagai pusat transaksi pertukaran hasil budidaya antar masyarakat dari berbagai wilayah dengan hasil budidayanya yang berbeda-beda. Dari kota-kota inilah lalu muncul peradaban modern dan pemerintahan sederhana yang bersifat administratif sebagai penyokong kegiatan transaksi dan penyelesaian masalah.
Back to top
klik tombol refresh dibawah kolom chatting
bila pesan tidak muncul secara otomatis
 
cbox
close

Contact Us

Name

Email *

Message *


Supported by : Copyright © Emisson Corp | HaKa |
Hak Cipta dilindungi Undang Undang |
Proudly powered by Blogger |